LAPORAN KERJA PRAKTIK
PERAWATAN DUA PULUH EMPAT BULANAN (P24) PADA BOGIE TB-398 (K5)
DI UPT. BALAI YASA TEGAL PT. KERETA API INDONESIA
DI UPT. BALAI YASA TEGAL PT. KERETA API INDONESIA
Laporan Kerja Praktik
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya
Diajukan Oleh :
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2019KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini selesai sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, penulis menemui banyak masalah dan tantangan yang mengharuskan penulis lebih mengasah pikiran dan berpacu dengan waktu. Tetapi, alhamdulillah dengan segala bantuan yang penulis dapatkan sehingga penulis dapat sedikit bernafas lega dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bertujuan untuk memnuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya di Jurusan Teknik Mesin, Program Studi DIII Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar.
Dalam kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL), antara lain kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Sapto Nisworo, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik.
2. Bapak A. Noor Setyo H.D. S.T., M.Eng. selaku Koordinator Program Studi DIII Teknik Mesin Universitas Tidar.
3. Bapak Nurhadi, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing penyusunan lapora Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
4. Bapak Deddy Hendrady, selaku General Manager UPT. Balaiyasa Tegal (Persero) yang telah memberikan fasilitas kepada penulis selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
5. Bapak Chandra Wibowo, selaku Assistan Manager Bogie yang telah memberikan arahan kepada penulis selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
6. Bapak Sugiyanto, selaku Supervisior Bogie Kereta yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
1. Bapak Edi Triyono, selaku Supervisior Bogie Kereta yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
2. Seluruh pekerja UPT. Balai Yasa Tegal PT. KERETA API INDONESIA (Persero) terutama pada bagian Bogie Kereta yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis tentang Bogie.
3. Orangtua tercinta, yang telah memberikan doa dan dukungan baik moral maupun material kepada penulis untuk selalu berusaha mencapai hasil yang terbaik.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat.
Penulis menyadari bahwa dalam mengerjakan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Akhir kata, semoga laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya.
Magelang, Desember 2019
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sejauh ini dunia industri di Indonesia semakin berkembang seiring bertambahnya investor baik dari dalam maupun luar negeri yang setiap tahun meningkat. Industri itu sendiri adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk dari bahan mentah menjadi barang jadi. Industri dibedakan menjadi dua yaitu industri manufaktur dan industri jasa. Di Indonesia sendiri baik industri jasa maupun industri manufaktur sama - sama mengalami peningkatan yang signifikan artinya sama - sama tumbuh dan berkembang menjadi lebih maju, hal itu dibuktikan dengan adanya berbagai macam industri yang bermunculan saat ini. Dunia industri merupakan dunia yang sangat menarik untuk diamati dan dipelajari, karena di dalamnya terdapat berbagai macam sendi kehidupan. Di dalam dunia industri diajarkan bagaimana sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan manajemen yang diterapkan di dalam industri tersebut, serta bagaimana sebuah industri bisa menghasilkan suatu produk atau hasil yang dapat bersaing dan diterima oleh konsumen atau masyarakat di luar sana dengan menggunakan sistem produksi di dalamnya, sehingga bisa menghasilkan suatu produk yang aman, berkualitas baik, serta mampu memenuhi kepuasan pelanggan atau konsumen.
Faktor utama agar keselamatan dan kenyamanan penumpang kereta tercapai adalah dengan cara mengoperasikan peralatan secara benar dan efisien serta pemeliharaan yang benar, sehingga peralatan tetap bisa beroperasi secara baik, handal dan prima. Dengan dasar tujuan keslamatan penumpang maka perawatan rangka dasar bogie kereta harus baik dan benar agar tercapainya tujuan perusahaan yang memberikan kenyamanan terhadap penumpang saat berada di dalam kereta.
Kerja Praktik pada suatu perusahaan bertujuan agar mahasiswa dapat mengerti dan melihat secara langsung keadaan yang sebenarnya di
dalam dunia industri serta mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat pada bangku kuliah. Hal tersebut yang mendorong penulis sebagai mahasiswa Program Studi DIII Teknik Mesin untuk melaksanakan kerja praktek di UPT. Balai Yasa Tegal PT. KERETA API INDONESIA (Persero).
Dalam pelaksanaan kerja praktek ini penulis ditempatkan di bagian Bogie Kereta yang memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan tentang dunia kerja yang sebenarnya. Dari sekian banyak pengetahuan yang penulis dapatkan selama kerja praktek, maka di dalam laporan ini penulis membahas mengenai “Perawatan Dua Puluh Empat Bulanan (P24) Pada Bogie Type TB-398 (K5)” di UPT. Balai Yasa Tegal PT. KERETA API INDONESIA (Persero).
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Dengan harapan setelah melakukan kerja praktek UPT. Balai Yasa Tegal PT. KERETA API INDONESIA (Persero) akan mendapatkan pengalaman nyata dari dunia kerja sekaligus menambah wawasan tentang dunia kerja yang sesungguhnya. Maksud dan tujuan dilaksanakan kerja praktek ini adalah :
a. Mengetahui struktur organisasi dan sistem kerja pada sebuah industri, sebagai contoh UPT. Balai Yasa Tegal (Persero).
b. Dapat melihat secara langsung melaksanakan serta mengamati proses perawatan, pemeliharaan dan pemeriksaan, pada Sarana Perkeretaapian Indonesia dengan menerapkan teori yang diterima selama dibangku kuliah dengan pekerjaan lapangan.
c. Menambah wawasan tentang dunia industri secara langsung.
1. Bagi Mahasiswa
a) Sebagai media pembelajaran awal, berfikir kritis, dan melatih keterampilan sikap serta pola bertindak dalam masyarakat industri atau sistem integral lainnya.
a) Kesempatan untuk memperdalam ilmu maupun memahami profesi dalam suatu model nyata.
1. Bagi Perguruan Tinggi
a. Dapat menguji sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori dibidang praktik di dunia nyata.
b. Dapat dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu kurikulum dimasa mendatang.
2. Bagi Perusahaan
Memberdayakan mahasiswa untuk membantu memecahkan masalah - masalah yang dihadapi oleh perusahaan, sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa yang bersangkutan.
1.4 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah :
1. Apa itu Bogie?
2. Apa saja jenis – jenis Bogie?
3. Apa saja jenis – jenis perawatan Bogie?
4. Bagaimana sistem perawatan Dua Puluh Empat Bogie TB-398?
1.5 Batasan Masalah
Dalam laporan Praktik Kerja Laporan (PKL) ini penulis memberikan batasan masalah, sehingga penulis hanya akan membahas tentang pengertian Bogie, jenis – jenis Bogie, jenis – jenis perawatan Bogie dan perawatan dua puluh empat Bogie TB-398.
1.6 Metode Pengumpulan Data
Penulis tidak dapat menyelesaikan laporan tanpa adanya bantuan informasi dan data – data pendukung dari berbagai pihak. Adapun metode pengumpulan data – data dan informasi yang digunakan penulis yaitu:
1. Metode Observasi (Pengamatan)
Metode observasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung obyek yang akan dijadikan sebagai bahan penyusunan laporan. Penggunaan metode ini akan lebih mudah dan jelas dengan mengamati langsung obyek yang dibutuhkan sebagai bahan laporan.
2. Metode Interview (Wawancara)
Metode interview adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara kepada narasumber yang memiliki pengetahuan luas terhadap obyek yang akan dijadikan sebagai bahan laporan.
3. Metode Study Literatur
Metode study literatur adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari buku – buku yang berkaitan dengan obyek yang digunakan sebagai bahan laporan. Infomasi yang diperoleh dapat digunakan sebagai pedoman dan pelengkap ketika menyusun laporan setelah penulis melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan narasumber yang memiliki pengetahuan luas.
4. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengambil gambar obyek yang akan dijadikan sebagai bahan laporan. Metode ini dapat memberikan gambaran yang jelas terhadap obyek yang dibahas didalam laporan.
5. Metode Browsing atau Searching
Metode Browsing atau Searching adalah metode pengumpulan data dengan mencari obyek yang akan dijadikan sebagai bahan laporan melalui sumber situs yang ada di internet sesuai dengan topik dan pembahasan yang akan dilakukan.
6. Metode Konsultasi atau Bimbingan
Metode Konsultasi atau Bimbingan adalah metode pengumpulan data dengan cara konsultasi di tempat praktik dengan pembimbing. Hal ini adalah konsultasi dan bimbingan dalam hal penyusunan laporan.
1.7 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan sudah diuraikan secara teoritis diatur oleh Fakultas/Program Studi.
Waktu : 01 Agustus 2019 s.d 31 Agustus 2019.
Tempat : UPT. Balai Yasa Tegal PT. KERETA API INDONESIA
(Persero). Jl. Semeru No. 5 Slerok, Kota Tegal Jawa
Tengah 52125.
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Sejarah perusahaan
Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pencangkulan pertama jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo - Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele tanggal 17 Juni 1864. Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) menggunakan lebar sepur 1435 mm.
Sementara itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara melalui Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute pertama SS meliputi Surabaya – Pasuruan - Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta membangun jalur kereta api seperti Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM), Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS), Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM), Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).
Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di Aceh (1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi (1922). Sementara itu di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan rel, belum sampai tahap pembangunan. Sampai akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.
Pada tahun 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Semenjak itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang. Salah satu pembangunan di era Jepang adalah lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang mereka. Namun, Jepang juga melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta api disana.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang. Puncaknya adalah pengambil alihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung tanggal 28 September 1945 (kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia). Hal ini sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI). Ketika Belanda kembali ke Indonesia tahun 1946, Belanda membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).
Berdasarkan perjanjian damai Konfrensi Meja Bundar (KMB) Desember 1949, dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda. Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950. Pada tanggal 25 Mei DKA berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Pada tahun tersebut mulai diperkenalkan juga lambang Wahana Daya Pertiwi yang mencerminkan transformasi Perkeretaapian Indonesia sebagai sarana transportasi andalan guna mewujudkan kesejahteraan bangsa tanah air. Selanjutnya pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) tahun 1971. Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa angkutan, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) tahun 1991. Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas, PT. Kereta Api (Persero) tahun 1998. Pada tahun 2011 nama perusahaan PT. Kereta Api (Persero) berubah menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan meluncurkan logo baru.
Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak perusahaan yakni PT Reska Multi Usaha (2003), PT Railink (2006), PT Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek (2008), PT Kereta Api Pariwisata (2009), PT Kereta Api Logistik (2009), PT Kereta Api Properti Manajemen (2009), PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).
Periode
|
Perusahaan
|
Dasar Hukum
|
1864-1942
|
Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM)
|
-
|
Staatssporwegen (SS)
|
-
| |
Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS)
|
-
| |
Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS)
|
-
| |
Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS)
|
-
| |
Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS)
|
-
| |
Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM)
|
-
| |
Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM)
|
-
| |
Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM)
|
-
| |
Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM)
|
-
| |
Malang Stoomtram Maatschappij (MS)
|
-
|
Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM)
|
-
| |
Deli Spoorweg Maatschappij (DSM)
|
-
| |
1942-1945
|
Rikuyu Sokyoku (Dinas Kereta Api)
|
-
|
1945-1950
|
Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI)
|
Maklumat Kementerian Perhubungan No. 1/KA Tahun 1946
|
1950-1963
|
Djawatan Kereta Api (DKA)
|
Keputusan Menteri Perhubungan Tenaga dan Pekerjaan Umum RI No. 2 Tahun 1950
|
1963-1971
|
Perusahaan Nasional Kereta Api (PNKA)
|
Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 1963
|
1971-1991
|
Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA)
|
Peraturan Pemerintah RI No. 61 Tahun 1971
|
1991-1998
|
Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA)
|
Peraturan Pemerintah RI No. 57 Tahun 1990
|
1998-sekarang
|
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
|
Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1998
|
2.2 Logo perusahaan
Sumber: Google
Secara resmi lahirlah DKARI (Djawara Kereta Api Republik Indonesia) yang berpusat di Bandung. Sementara pada waktu itu hanya meliputi Jawa, karena perkeretaapian di Sumatera Utara berdiri sendiri.
Pengesahan Kedaulatan, Januari 1950 terjadi penggabungan antara DKARI dengan SS/VS (Staats Spoorweg / Veenerigf Spoorweg Bedryf) yang dikuasai Belanda menjadi DKARIS (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia Serikat). Setelah RIS menjadi RI kembali, DKARIS berubah menjadi DKA (Djawatan Kereta Api).
Perusahaan Negara, Mei 1963 DKA berubah menjadi PNKA (Perusahaan Negara Kereta Api) berdasarkan UU No. 22 Tahun 1963.
Pengesahan Jawatan, pada PP No. 61/67, 15 September 1971 telah ditetapkan perubahan status PNKA menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan).
Perusahaan Umum, pada PP No. 57 Tahun 1993, tanggal 30 Oktober 1990 ditetapkan perubahan atas status perusahaan Jawatan menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA), berlaku mulai tanggal 30 Oktober 1990.
Perusahaan Persero, pada PP No. 19 Tahun 1998 ditetapkan bentuk dari PERUM menjadi Persero. Pelimpahan wewenang Pemerintah dengan PP No. 57 Tahun 1990 Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) diubah bentuknya menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA), kantor pusat PERUMKA berkedudukan di Bandung.
Pada PP No. 19 Tahun 1998 ditetapkan bentuk dari PERUM menjadi Persero. Hal ini mengakibatkan perubahan nama menjadi PT. Kereta Api (Persero) pada tahun tersebut.
Pada Instruksi Direksi Nomor 16/OT.203/KA 2010, pada Mei 2010 ditetapkan nama dari yang sebelumnya PT. Kereta Api (Persero) menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Kantor pusat berkedudukan di Bandung.
2.3 Visi Misi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Visi :
Menjadi Penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan dan memenuhi harapan stakeholders.
Misi :
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktik bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : Keselamatan, Ketepatan Waktu, Pelayanan, dan Kenyamanan.
2.4 Makna Karakter Logo PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Sumber: Google
Bentuk
Garis melengkung : Melambangkan gerakan yang dinamis PT KAI (Persero) dalam mencapai Visi dan Misinya.
Anak panah : Melambangkan nilai Integeritas yang harus dimiliki insan PT KAI (Persero) dalam mewujudkan Pelayanan Prima.
Warna
Orange : Melambangkan proses pelayanan Prima (Kepuasan Pelanggan) yang ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal.
Biru : Melambangkan semangat Inovasi yang harus dilakukan dalam memberikan nilai tambah ke stakeholders. Inovasi dilakukan dengan semangat sinergi di semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil sehingga dapat melesat.
2.5 Budaya Perusahaan
Sumber: Google
INTEGERITAS
Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) bertindak konsisten sesuai dengan nilai – nilai kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya.
PROFESIONAL
Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki kemampuan dan penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan, mampu menguasai untuk menggunakan, mengembangkan, membagikan pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain.
KESELAMATAN
Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki sifat tanpa kompromi dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem atau proses kerja yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan menjaga asset perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerugian.
INOVASI
Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) selalu menumbuh kembangkan gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi sehingga memberikan nilai tambah bagi stakeholder.
PELAYANAN PRIMA
Kami insan PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan memberikan pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi 6 A unsur pokok : Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance (Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan), dan Accountability (Tanggung Jawab).
2.6 Stuktur Organisasi PT Kereta Api Indonesia (Persero)
Sumber. Google
Dari gambar 2.4 diatas dapat dijelaskan bahwa struktur organisasi PT Kereta Api Indonesia (Persero) dibagi menjadi tiga bagian, yakni:
a. Tingkat Pusat
1. PT Kereta Api Indonesia (Persero) dipimpin oleh seorang Direktur Utama (Dirut) yang dibawahi oleh Dewan Komisaris. Dalam melaksanakan tugasnya, Dirut dibantu oleh lima anggota direksi, yaitu Direktur Keuangan (D1), Direktur Teknik (D2), Direktur Operasi (D3), Direktur Sumber Daya Manusia (D4), dan Direktur Pengembangan Usaha.
2. Sekretaris Perusahaan.
3. Pusat Perencanaan dan Pengembangan (Pusrenbang).
4. Satuan Pengawasan Intern (SPI).
5. Divisi:
a) Divisi Properti
b) Divisi Sarana
c) Divisi Pelatihan
b. Tingkat Daerah Operasi
Tingkat Daerah Operasi di Jawa dipimpin oleh Kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang terdiri dari:
1. Daop (Regional Office) 1 Jakarta
2. Daop (Regional Office) 2 Bandung
3. Daop (Regional Office) 3 Cirebon
4. Daop (Regional Office) 4 Semarang
5. Daop (Regional Office) 5 Purwokerjo
6. Daop (Regional Office) 6 Yogyakarta
7. Daop (Regional Office) 7 Madiun
8. Daop (Regional Office) 8 Surabaya
9. Daop (Regional Office) 9 Jember
10. Divisi angkutan perkotaan Jabodetabek
c. Tingkat Divisi Regional di Sumatera
1. Divisi Regional (Divre) 1 Sumatera Utara
2. Divisi Regional (Divre) 2 Sumatera Barat
3. Divisi Regional (Divre) 3 Sumatera Selatan
2.7 UPT. BALAI YASA TEGAL
Sumber. UPT. Balai Yasa Tegal
Dalam susunan organisasi tersebut, masing-masing bagian tersebut mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Presiden Direktur / Direktur Utama
a. Penentu keseluruhan PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO) dan bertanggung jawab atas seluruh perusahaan baik keluar maupun kedalam.
b. Memberi perintah kepada seluruh jajaran bawahanya secara hirarki atau langsung kepada staf pelayanan, kepada perwakilan kepala unit usaha.
c. Mengatur tugas dan wewenang kepada seluruh jajaran Direksi PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO).
2. Direktur Sarana (D4)
a. Menyelenggarakan fungsi pengelolaan teknik sarana secara terpusat yang mencakup penyelenggaraan fungsi pembangunan dan perawatan sarana.
b. Menyelenggarakan rekayasa teknik saranan serta mengkoordinasikan, mengintegrasikan, mengkonsolidasikan unit organisasi dibawahnya termasuk Balai Yasa Sarana.
3. KUPT. Balai Yasa Tegal (General Manager)
a. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan progam pemeliharaan dan perbaikan kereta dan gerbong, baik pemeliharaan dan perbaikan tingkat Balai Yasa maupun Dipo, rekayasa teknik kereta dan gerbong, pemeliharaan fasilitas kerja, menjamin kualitas hasil pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan.
b. Mengevaluasi serta mengendalikan anggaran pemeliharaan dan perbaikan.
c. Merencanakan, mengendalikan dan mengevaluasi pengadaan barang dan jasa.
d. Mengendalikan pengelolaan persediaan dan pergudangan Balai Yasa.
e. Pendayagunaan keuangan, SDM, dan teknologi informasi.
4. Manager Keuangan, SDM, dan Teknologi Informasi
a. Menyusun progam anggaran dan evaluasi kinerja pengelaan administrasi SDM, kerumahtanggaan, dokumen, dan umum serta keuangan.
b. Merencanakan progam anggaran sesuai dengan progam pemeliharaan.
c. Perawatan dan perbaikan dari bagian perencanaan dan progam – progam lainnya.
d. Melakukan evaluasi anggaran dan laporan akuntansi terhadap pelaksanaan anggaran.
e. Membuat laporan keuangan serta mengelola infrastruktur dan aplikasi teknologi di wilayah UPT. Balai Yasa Tegal.
Manager Keuangan, SDM, dan Teknologi Informasi membawahi beberapa Assistant Manager, dengan mempunyai tugas sebagai berikut :
1) Assistant Manager SDM, Kerumahtanggaan, dan Protokoler
a. Melaksanakan perencanaan kebutuhan SDM, administrasi personalia dan sistem informasi SDM, penerbitan SKKP pegawai, laporan kekuatan SDM secara berkala, serta pengendalian, pembinaan/pengembangan, pelatihan, sertifikasi dan evaluasi kinerja SDM.
b. Melaksanakan perhitungan seluruh biaya pegawai non gaji dan penyusunan progam pengendalian biaya pegawai di Balai Yasa Tegal.
c. Melaksanakan pengelolaan kegiatan kesekretariatan, kerumahtanggaan, dan protokoler, pengaturan transportasi dan akomodasi, pengadaan perlengkapan dan alat keperluan kantor, serta alat tulis kantor, pencatatan barang – barang inventaris, pengelolaan dan pengawasan wisma/mess, melaksanakan ketertiban, keamanan dan kebersihan lingkungan kantor UPT. Balai Yasa Tegal.
a. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dengan menerapkan SAP FICO, pengesahan pembayaran gaji pegawai dan non pegawai, penegesahan pembayaran kepada pihak ketiga, administrasi dan pelaporan pajak, penyelesaian dokumen analisa dan tata usaha keuangan.
b. Melaksanakan penagihan terhadap pihak ketiga atas kontrak kerjasama yang telah dilakukan serta melaksanakan tata laksana dan tata usaha perbendaharaan UPT. Balai Yasa Tegal
3) Assistant Manager Anggaran dan Akuntansi
a. Menyusun rencana kerja anggaran tahunan daerah, membuat laporan keuangan dan melakukan pembukuan untuk laporan cost accounting.
b. Mengendalikan dan melaporkan rencana serta pelaksanaan anggaran.
c. Melaksanakan pengelolaan akuntansi dengan menerapkan SAP FICO.
4) Assistant Manager Sistem Informasi
a. Mengelola infrastruktur teknologi informasi, mengelola aplikasi diisi pengguna.
b. Melakukan penanganan jika terjadi gangguan pada sistem informasi, serta memastikan kualitas layanan sistem informasi terjaga dengan baik dalam wilayah kerja UPT. Balai Yasa Tegal.
Dalam tugasnya, Assistant Manager Sistem Informasi dibantu oleh :
a. Supervisor Application Support : Mengelola infrastruktur Teknologi Informasi serta memastikan kualitas layanan sistem terjaga dengan baik di wilayah Balai Yasa Tegal.
b. Supervisor Infrastructure Support : Mengelola aplikasi di sisi pengguna, melakukan penanganan jika terjadi gangguan pada sistem informasi serta memastikan kualitas layanan sistem informasi terjaga dengan baik di wilayah Balai Yasa Tegal.
5) Supervisor Dokumen : Melaksanakan pengelolaan dokumen perusahaan dan kepustakaan meliputi nota/surat menyurat dinas baik internal maupun eksternal, surat keputusan, instruksi, maklumat, surat edaran, kontrak, peraturan perundang – undangan terkait perkeretaapian, peraturan – peraturan dinas dan peraturan relevan lainnya serta penatausahaan arsip.
5. Manager Logistik
a. Mengelola peredaran pengadaan kebutuhan logistik dan barang peresediaan lainnya.
b. Pengendalian persediaan, penyusunan spesifikasi teknik dan pengkodean persediaan, serta menyelenggarakan administrasi pergudangan dan distribusi.
Dalam tugasnya Manager Logistik dibantu oleh dua Assistant Manager, yaitu :
1) Assistant Manager Perencanaan Logistik
a. Mengelola perencanaan pengadaan, pengendalian persediaan barang logistik sarana dan barang persediaan lainnya
b. Penyusunan spesifikasi teknik dan pengkodean persediaan barang logistik.
2) Assistant Manager Pergudangan dan Distribusi
a. Mengelola pelaksanaan penyimpann / pergudangan dan pendistribusian bahan baku dan komponen kereta dan gerbong, BBM, minyak pelumas dan fasilitas.
6. Manager Pengadaan Barang dan Jasa
a. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi pengadaan barang dan jasa.
b. Menyusun rencana kerja dan syarat pengadaan barang dan jasa.
c. Melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa, evaluasi administrasi dan teknis, serta membuat dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban hasil pengadaan barang dan jasa.
d. Menyusun perkiraan harga perhitungan sendiri (HPS) atau owner estimate (OE) serta kemampuan dasar (KD).
e. Menyusun sistem jadwal pelaksanaan proses pengadaan barang dan jasa
f. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa serta penatausahaan administrasi pengadaan barang dan jasa.
g. Melaksanakan evaluasi administrasi dan teknis maupun harga penawaran yang masuk.
h. Melakukan negosiasi harga serta penetapan harga satuan hasil negosiasi sesuai dengan analisis kewajaran harga dan menetapkan peserta pengadaan barang dan jasa yang lolos.
i. Menerbitkan surat hasil pelelangan (SHP) kepada peserta pengadaan barang dan jasa serta menyiapkan surat jawaban apabila ada sanggahan dari peserta pengadaan barang dan jasa.
j. Mengajukan surat permintaan jaminan pelaksanaan kepada pemenang pengadaan barang dan jasa.
k. Melakukan pemantauan atas masa berlakunya jaminan pelaksanaan pemenang pengadaan barang dan jasa.
l. Meminta , mengevaluasi usulan penunjukan freight forwarder, insurance, dari pemenang pengadaan barang dan jasa untuk kelengkapan perjanjian / kontrak impor.
m. Menyusun konsep perjanjian yang selanjutnya diselesaikan oleh bidang hukum dan ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang.
n. Membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban hasil pengadaan barang dan jasa kepada pemberi tugas melalui Manager Keuangan, SDM, dan Teknologi Informasi UPT. Balai Yasa Tegal serta laporan realisasi pengadaan barang dan jasa kepada General Manager Balai Yasa Tegal dengan tembusan kepada Manager Keuangan, SDM, dan Teknologi Informasi.
Dalam tugasnya Manager Pengadaan Barang dan Jasa dibantu oleh :
1) Assistant Manager Sekretaris Pengadaan Barang dan Jasa
a. Mengelola tata laksanan surat menyurat dan arsip / dokumentasi pengadaan barang dan jasa.
b. Membuat, mengirim, menggandakan dan menyimpan surat yang terkait dengan kegiatan pengadaan barang dan jasa.
c. Menyiapkan data / informasi yang diperlukan oleh Manager Pengadaan Barang dan Jasa selaku ketua pengadaan barang dan jasa.
d. Memantau dan membuat laporan progress pengadaan barang dan jasa bidang sarana atau prasarana dan umum kepada manager pengadaan barang dan jasa.
e. Melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan, pengelolaan peralatan dan fasilitas kerja kantor pengadaan barang dan jasa.
f. Membuat konsep / draft perjanjian / kontrak yang selanjutnya diselesaikan oleh bidang hukum dan ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang.
2) 3 (tiga) Supervisor Anggota Pengadaan Barang dan Jasa
a. Menyusun dan membuat rencana kerja dan syarat tender bidang sarana maupun prasaranan dan umum.
b. Menyusun dan membuat perkiraan harga perhitungan sendiri (HPS) dan owner estimate (OE) serta kemampuan dasar (KD).
c. Menyusun jadwal pelaksanaan proses pengadaan barang dan jasa.
d. Melaksanakan proses kegiatan pengadaan barang dan jasa mulai dari awal sampai akhir penetapan calon pemenang dan penatausahaan administrasi pengadaan barang dan jasa.
e. Menyusun dan membuat surat hasil pengadaan barang dan jasa (SHP) kepada peserta pengadaan barang dan jasa serta menyiapkan surat jawaban apabila ada sanggahan dari peserta pengadaan barang dan jasa.
3) Sekretariat
a. Membantu Manager dan Assistant Manager Pengadaan Barang dan Jasa dalam memasukkan, mengedit dan mengolah serta menyimpan semua data yang terkait dengan kegiatan pengadaan barang dan jasa dibidang sarana mulai dari proses awal sampai akhir pada komputer.
b. Membantu Manager dan Assistant Manager Pengadaan Barang dan Jasa dalam menyiapkan data dan informasi yang dibutuhkan dengan cepat.
7. Manager Perencanaan
a. Merencanakan progam dan biaya pemeliharaan dan perbaikan sarana kereta dan gerbong, evaluasi progam dan biaya pemeliharaan serta perbaikan sarana kereta dan gerbong, evaluasi progam dan biaya pemeliharaan dan perbaikan, usulan progam pengadaan suku cadang kereta dan gerbong, serta menunjang / memberikan fasilitas kepada unit lain untuk keperluan produksi jasa pemeliharaan dan perbaikan kereta dan gerbong serta kegiatan lain di UPT. Balai Yasa Tegal.
b. Mengkoordinasikan pemeliharaan dan perbaikan masing – masing Depo yang menjadi menjadi tanggung jawabnya.
Dalam tugasnya Manager Perencanaan dibantu oleh 3 (tiga) Assistant Manager :
1) Assistant Manager Perencanaan
a. Menyusun serta mengevaluasi progam pemeliharaan dan perbaikan kereta dan gerbong serta biaya pelaksanaan pemeliharaan / perbaikan kereta dan gerbong di Balai Yasa maupun di Depo.
Assistant Manager Perencanaan dibantu oleh 2 (dua) supervisor, yaitu :
a) Supervisor Rencana Kereta dan Gerbong
Merencanakan dan mengendalikan produksi jasa pemeliharaan dan perbaikan kereta dan gerbong.
b) Supervisor Gambar Teknik
Melakukan pembuatan desain dan modifikasi kereta dan gerbong, pembuatan gambar kerja, gambar pemeliharaan dan perbaikan kereta dan gerbong serta penjagaan riwayat kereta dan gerbong serta buku – buku teknik kereta dan gerbong.
2) Assistant Manager Kelangsungan Kerja
a. Menyusun seta mengevaluasi progam kelangsungan kerja pemeliharaan dan perbaikan serta pelaporan pendistribusian suku cadang dan komponen untuk keperluan pemeliharaan / perbaikan kereta dan gerbong di Balai Yasa dan Depo.
Asisstant Manager Kelangsungan Kerja dibantu oleh 2 (dua) Supervisor, yaitu:
a) Supervisor Kelangsungan Kerja
Merencanakan dan mengendalikan masuk dan keluar kereta dan gerbong yang akan selesai diperbaiki.
b) Supervisor Evaluasi Distribusi
Mengevaluasi dan melaporkan pendistribusian suku cadang untuk keperluan pemeliharaan dan perbaikan kereta dan gerbong.
3) Assistant Manager Fasilitas Kerja
Menunjang / memberikan fasilitas kerja kepada unit lain untuk keperluan produksi, jasa pemeliharaan, perawatan dan perbaikan.
Asisstant Manager Fasilitas Kerja dibantu oleh 2 (dua) Supervisor, yaitu:
a. Supervisor Fasilitas Mekanik dan Listrik
Merencanakan dan melakukan perbaikan serta pemeliharaan fasilitas mekanik dan listrik.
b. Supervisor Fasilitas Sipil
Merencanakan dan melakukan pemeliharaan serta perbaikan bangunan gedung, halaman balai yasa, serta instalasi air.
8. Manager Produksi
a. Menyelenggarakan progam perawatan dan perbaikan kereta dan gerbong yang telah dibuat oleh Manager Perencanaan untuk jenis pemeliharaan tingkat Balai Yasa.
Dalam melaksanakan tugasnya, Manager Produksi dibantu oleh 5 (lima) Assistant Manager, yaitu :
1) Assistant Manager Rangka Atas
a) Mengelola pembongkaran kereta dan gerbong.
b) Pendistribusian komponen kereta dan gerbong ke bagian lain, perakitan body, perakitan kembali komponen, kebersihan, pengecatan, dan pengetesan kereta dan gerbong yang telah selesai dirakit kembali.
Assistant Manager Rangka Atas dalam tugasnya dibantu oleh 3 (tiga) Supervisor, yaitu :
1. Supervisor Pengecatan Kereta dan Gerbong
Melakukan pengecatan kereta dan gerbong
2. Supervisor Komponen Eksterior dan Interior
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan komponen – komponen eksterior dan interior.
3. Supervisor Body
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan body termasuk interior dan eksterior.
2) Assistant Manager Rangka Bawah
a) Mengelola pemeliharaan dan perbaikan rangka dasar, lantai plat, sistem pengereman, alat perangkai, dan jembatan penyeberangan.
Assistant Manager Rangka Bawah dalam tugasnya dibantu oleh 2 (dua) Supervisor, yaitu :
i. Supervisor Pengereman
Melakukan pemeliharaan sistem pengereman kereta dan gerbong.
ii.Supervisor Rangka Bawah
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan rangka bawah dan lantai plat kereta serta alat tolak tarik dan jembatan penyeberangan.
iii. Assistant Manager Bogie
a. Mengelola pemeliharaan dan perbaikan roda dan bogie dari kereta dan gerbong.
Assistant Manager Bogie dalam tugasnya dibantu oleh 2 (dua) Supervisor, yaitu :
1. Supervisor Roda dan Bearing
Melakukan pemeliharaan, perbaikan dan perakitan perangkat roda kereta dan gerbong, pemeliharaan pemeriksaan dan pelumasan bearing roda kereta dan gerbong.
2. Supervisor Bogie
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan bogie kereta dan gerbong
iv. Assistant Manager Logam
a. Mengelola pekerjaan logam panas dan logam dingin, pekerjaan pengecoran, pandean, perbaikan pegas, pekerjaan kontruksi plat dan las, serta pekerjaan bubutan umum dan skrap.
Assistant Manager Logam dalam tugasnya dibantu oleh 3 (tiga) Supervisor, yaitu :
1. Supervisor Pandean dan Pegas
Melaksanakan pekerjaan logam panas dan logam dingin, tempa, penyelesaian suku cadang, press serta pembuatan / perbaikan macam – macam pegas.
2. Supervisor Konstruksi Plat dan Las
Melakukan pekerjaan konstruksi plat dan pengelasan.
3. Supervisor Bubutan Umum
Melakukan pekerjaan meliputi bubtan, bor, frais, untuk membuat suku cadang dan pekerjaan bangku.
v. Assistant Manager Listrik dan AC
a. Mengelola pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik, Air Conditioning (AC) kereta dan pintu otomatis kereta.
Assistant Manager Listrik dan AC dalam tugasnya dibantu oleh 2 (dua) Supervisor, yaitu :
1. Supervisor Listrik dan Pintu Otomatis Kereta
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik serta pintu otomatis kereta.
2. Supervisor AC Kereta
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan Air Conditioning (AC) kereta.
9. Manager Quality Control
a. Mengendalikan kualitas produksi kereta maupun komponen termasuk untuk perangkat tukar, baik selama proses produksi sampai dengan akhir produksi (final test) sesuai prosedur dan standar kualitas yang telah ditetapkan.
Dalam tugasnya Manager Quality Control, dibantu oleh 3 (tiga) Assistant Manager, yaitu :
1) Assistant Manager Perangkat Tukar
a. Mengelola pengendalian dan penjagaan riwayat komponen perangkat tukar kereta dan gerbong baik untuk digunakan di Balai Yasa maupun untuk dikirim ke Depo.
Assistant Manager Perangkat Tukar dalam tugasnya dibantu oleh 2 (dua) Supervisor, yaitu :
a) Supervisor Pengendalian Komponen Perangkat Tukar Kereta
Mengendalikan dan menjaga riwayat komponen perangkat tukar kereta baik untuk digunakan di Balai Yasa maupun dikirim ke Depo.
b) Supervisor Pengendalian Komponen Perangkat Tukar Gerbong.
2) Assistant Manager Komponen
a. Mengelola pemeriksaan dan pengendalian kualitas hasil pembuatan, perbaikan, dan pemeliharaan suku cadang / komponen kereta dan gerbong.
Assistant Manager Komponen dalam tugasnya dibantu oleh 2 (dua) Supervisor, yaitu :
a. Supervisor Pemeriksaan Kualitas Komponen Kereta
Melakukan pemeriksaan dan pengendalian kualitas hasil pembuatan, perbaikan dan pemeliharaan suku cadang / komponen kereta selama proses produksi sampai akhir produksi suku cadang / komponen sesuai prosedur dan standar kualitas yang telah diterapkan.
b. Supervisor Pemeriksaan Kualitas Komponen Gerbong
Melakukan pemeriksaan kualitas hasil pembuatan, perbaikan dan pemeliharaan suku cadang / komponen gerbong selama proses produksi sampai akhir produksi suku cadang / komponen sesuai prosedur dan standar kualitas yang telah ditetapkan.
3) Assistant Manager Final Test
a. Mengelola pemeriksaan dan pengetesan beban (load test) kereta dan gerbong hasil pemeliharaan berkala maupun perbaikan.
Assistant Manager Final Test dalam tugasnya dibantu oleh 2 (dua) Supervisor, yaitu :
a) Supervisor Final Test Kereta
Melakukan pemeriksaan dan pengetesan beban (load test) kereta hasil pemeliharaan berkala maupun perbaikan dari proses perakitan kereta sampai dengan test jalan (proof ride).
b) Supervisor Final Test Gerbong
Melakukan pemeriksaan dan pengetesan beban (load test) gerbong hasil pemeliharaan berkala maupun perbaikan dari proses perakitan gerbong sampai dengan test jalan (proof ride).
2.8 LAYOUT UPT. BALAI YASA TEGAL
BAB III
PERAWATAN DUA PULUH EMPAT BULANAN (P24)
BOGIE TYPE TB-398 (K5)
3.1 Pengertian Bogie
Bogie adalah suatu sistem yang terdiri dari struktur rangka bogie dengan sistem konstruksi las atau castin (cor) yang di lengkapi dengan perangkat roda, sistem suspensi dan sistem pengereman yang disusun menjadi suatu kesatuan struktur yang mendukung suatu kereta/ gerbong saat bergerak di atas jalan rel.
3.2 Fungsi Bogie
a. Menghasilkan fleksibilitas kereta terhadap rel sehingga roda dapat mengikuti arah rel saat melewati tikungan.
b. Mendistrubusikan berat kendaraan kepada masing- masing as roda secara merata.
c. Guidance atau pengarahan saat bergerak diatas rel baik pada track lurus ataupun track melengkung.
d. Mampu memberikan kenyamanan dan keamanan pejalanan dengan meredam getaran yang terjadi.
e. Meminimalisir gaya impact pada saat pergerakan roda diatas rel yang menyebabkan keausan roda dan abrasi pada rel.
3.3 Jenis - Jenis Bogie
Jenis – jenis type bogie sendiri di Indonesia untuk kereta penumpang dan kereta barang ada 10 yaitu :
1. Bogie Pensylvania (K-2)
Sumber. Google
Bogie jenis ini tinggal sedikit, yaitu pada kereta kelas Ekonomi lokal dan kereta bagasi (B) yang dibuat sekitar tahun 1954. Bogie ini merupakan satu-satunya jenis bogie yang menggunakan batang penghubung antara periuk gandar yang satu dengan yang lainnya. Pemegasan primer menggunakan pegas ulir sedangkan pemegasan sekunder menggunakan pegas daun, tanpa peredam kejut (shock absorber).
2. Bogie Cradle (K-3)
Sumber. Google
Bogie ini digunakan pada kereta ukur DINW-1 atau U25301 buatan tahun 1925 yang telah mengalami modifikasi dari plain bearing menjadi roller bearing. Pemegasan primer mengunakan pegas daun yang dikombinasikan dengan pegas ulir. Sedangkan pegas sekunder menggunakan pegas daun tanpa dilengkapi peredam kejut.
3. Bogie NT-504 (K-4)
Sumber. Google
Bogie jenis ini digunakan pada kereta penumpang kelas Ekonomi dan populasinya tinggal sedikit yaitu pada kereta buatan tahun 1963/1964. Pemegasan primer pada bogie ini adalah pegas ulir yang dilengkapi peredama kejut yang berfungsi sebagai pengarah gandar (axle guide), sedangkan pemegasan sekunder menggunakan pegas torsi tanpa peredam kejut.
4. BOGIE NT-11 (K-5)
\
Sumber. Pribadi
Bogie jenis ini banyak populasi di Indonesia dan sering digunakan pada kereta kelas ekonomi. Bogie ini dibuat oleh PT. INKA pada tahun 19??, penggunaan pegas primer dan sekunder pada bogie ini menggunakan pegas ulir serta dilengkapi dengan peredam kejut vertikal yaitu shock absorber sebagai peredam.
5. BOGIE TB-398 (K-5)
Sumber. Google
Bogie jenis ini yang digunakan oleh penulis untuk sebagai laporan. Bogie ini sendiri adalah pengembangan dari bogie type NT-11 dibuat pada tahun 1998 oleh PT. INKA, perbedaanya terdapat pada panjang ass roda dan ukuran lebar frame bogie dan untuk membedakannya dibuat lubang pada empat sisi frame bogie. Bogie ini menggunakan pegas ulir pada pegas primer dan sekunder serta dilengkapi dengan peredam kejut vertikal.
6. Bogie Ferrostahl (K-6)
Sumber. Google
Bogie ini digunakan pada kereta kelas ekomomi dan kereta makan kelas ekonomi (KM) dengan populasi yang tinggal sedikit, dinuat pada tahun 1965/1966 di Jerman. Pemegasan primer pada bogie ini menggunakan pegas ulir dan sedangkan pegas sekunder menggunakan pegas daun tanpa dilengkapi dengan peredam kejut.
7. Bogie Gorlitz (K-7)
Sumber. Google
Populasi kereta yang menggunakan bogie ini sekarang sudah sedikit kebanyakan di jumpai di kereta penumpang kelas ekonomi. Pegas primer maupun sekunder menggunakan pegas ulir dan dilengkapi peredam kejut arah vertikal dan lateral. Bogie ini merupakan bogie yang tidak menggunakan plat gesek sebagai pengarah periuk gandar.
8. Bogie NT-60 (K-8)
Sumber. Google
Bogie ini adalah bogie generasi baru yang dibuat tahun 1993 oleh PT. INKA untuk kereta kelas eksekutif, bsinis maupun ekonomi. Pemegasan primer menggunakan pegas karet (rubber bondage) dan pemegasan sekunder menggunakan pegas ulir yang dilengkapi peredam kejut. Bogie ini merupakan bogie pertama tanpa menggunakan plat gesek pada pengarah gandar maupun batang ayun.
9. Bogie Bolsterless ( K-9 )
Sumber. Google
Bogie ini merupakan bogie generasi terbaru pada kereta penumpang yang dibuat tahun 1997 untuk kelas eksekutif. Pada bogie ini digunakan pegas karet konikal sebagai pemegasan primer dan pegas udara (air spring) sebagai pegas sekunder yang dilengkapi peredam kejut dan anti roll device.
10. Bogie TB-1014 (K-10)
Sumber. Google
Bogie ini merupakan bogie keluaran terbaru pada tahun 2016 yang dibuat oleh PT. INKA, bogie ini adalah hasil pengembangan dari bogie TB-398 dan NT-60 yang menggunakan pegas ulir pada pemegasan sekunder dan menggunakan rubber bondage pada pemegasan primer. Tetapi tidak menggunakan stang anchor atau bolster anchor dan dilengakapi dengan peredam kejut arah horizontal.
3.4 JENIS – JENIS PERAWATAN DAN PERBAIKAN
1. Perawatan Harian (H)
Perawatan ini dilakukan oleh Dipo (Lintas) dengan memeriksa apakah ada kerusakan pada pegas dan shock absorber atau terjadi keausan pada block rem.
2. Perawatan 1 Bulanan (P1)
Kegiatan yang dilakukan pada sat perawatan 1 bulanan sama seperti melakukan perawatan harian.
3. Perawatan 3 Bulanan (P2)
Kegiatan yang dilakukan pada perawatan 3 bulanan sama seperti pada perawatan 1 bulanan tetapi ditambah dengan pelepasan bodi kereta untuk dilakukan pencucian bogie.
4. Perawatan 6 Bulanan (P6)
Kegiatan yang dilakukan pada perawatan 6 bulanan sama seperti pada perawatan 3 bulanan.
5. Perawatan 12 Bulanan (P12)
Kegiatan yang dilakukan pada perawatan 12 bulanan sama seperti pada perawatan 6 bulanan.
6. Perawatan 24 Bulanan (P24)
Kegiatan yang dilakukan pada perawatan 24 bulanan adalah dengan mengganti seluruh komponen pada bogie maupun pada kereta tetapi untuk komponen yang masih bisa digunakan tetap dipakai,
7. Perawatan 48 Bulanan (P48)/(PAL)
Kegiatan yang dilakukan pada perawatan 48 bulanan adalah dengan mengganti seluruh komponen pada bogie maupun pada kereta yang sudah rusak ataupun masih bisa digunakan.
8. Perbaikan Roda (PBR)
Kegiatan yang dilakukan pada saat tidak terduga roda mengalami kerusakan atau keausan sehingga wajib diganti.
3.5 SPESIFIKASI BOGIE TB 398
Bogie TB 398 sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan, merupakan salah satu dari beberapa jenis bogie yang telah dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia (PESERO). Bogie tipe TB 398 dengan cartridge bearing memiliki rangka (frame) dengan konstruksi las sebagaimana ditunjukan pada gambar berikut ini.
Sumber. Google
Spesifikasi/ ukuran- ukuran utama bogie TB 398 sebagai berikut:
· Lebar sepur/ kereta (track gauge) = 1.067 mm
· Beban maks poros roda = 14 ton
· Jarak antar roda (wheel base) = 2.200 mm
· Diameter roda/ wear limit = 774/698 mm
· Jarak antar pusat pegas primer = 1.590 mm
· Jarak antar pusat pegas sekunder = 1.980 mm
· Kecepatan maksimum = 100 km/jam
· Berat per Bogie = 4.700 kg
· Panjang Bogie maksimum = 3.534 mm
· Lebar Bogie maksimum = 2.100 mm
· Tinggi permukaan kereta dari rel = 1.000 mm
3.6 KOMPONEN UTAMA BOGIE TB 398
1. FRAME
Sumber. Pribadi
Frame merupakan rangka bogie dengan konstruki las dari plat baja dan rangka samping (side beam) yang terdiri dari plat atas dan plat bawah dengan panjang 16 mm serta plat samping 9 mm. Rangka penghubung (transoms) mempunyai penampang dengan tebal plat 9 mm dan 12 mm, serta rangka ujung (end beam) dan rangka tengah (center beam) tersusun dari plat 9 mm dan plat 6 mm. Bracket pemegang system rem di las pada rangka bogie.
2. PERANGKAT RODA
Sumber. Pribadi
Setiap perangkat roda terdiri dari satu buah gandar dan dua buah keping roda yang dibuat dari baja karbon tempa. Perangkat roda suatu komponen utama yang bersentuhan langsung dengan jalan rel (track) yang menjadi tumpuan dasar kereta.
3. AXLE BOX HOUSING DAN BEARING
Sumber.Pribadi
Axle box adalah rumah atau tempat dari bantalan luncur (bearing) pada perangkat roda yg berfungsi sebagai tempat dudukan frame terhadap bearing perangkat roda.
4. BOLSTER AYUN
Sumber. Google
Bolster ayun atau balk ayun adalah komponen yang berfungsi untuk menahan beban badan kereta nelalui center plate dan side bearer.
Berat badan kereta dan beban pada sebuah bogie disangga oleh sebuah pasak tengah (center pivot) dan dua bantalan samping. Kedua bantalan samping menyangga 16% dari berat saat kosong. Ini dimaksudkan untuk mengurangi gerak ayun bogie oleh torsi akibat tahanan gesek.
Batang- batang ayun mengkompensasi percepatan lateral karena gaya sentrifugal ketika melewati rel tikungan dan kombinasi antara pegas- pegas ulir serta peredam- peredam hidrolik megurangi getaran vertikal. Pemandu bolster menggunakan pelapis- pelapis resin sintesis dipasang antara bolster dan rangka bogie untuk menyalurkan gaya- gaya akibat traksi dan pengereman kereta. Gerak lateral bogie karena gerak ayun batang ayun dibatasi sampai dengan 40 mm oleh karet penahan.
5. SISTEM SUSPENSI
Untuk mengurangi getaran-getaran pada Bogie TB-398, maka Boie ini dilengkapi dengan pemegasan ganda yaitu: pegas primer disebut juga pegas ulir dukung dan pegas sekunder disebut juga pegas ulir ayun.
a. Pegas primer / pegas ulir dukung /journal spring disuun pada sayap periuk gandar (axie bo housing) da pada dasar dari pegas-pegas ulir dipasangkan karet berperekat yang dimaksudkan untuk mengurangi kebisingan dan getaran frekuensi tinggi yang timbul akibat ketidakteraturan rel.
NO
|
NAMA BAGIAN
|
PEGAS DUKUNG
|
1
|
Diameter bahan (mm)
|
30 mm
|
2
|
Diameter ulir (mm)
|
150 mm
|
3
|
Panjang lurus (mm)
|
3297 mm
|
4
|
Arah ulir
|
kanan
|
5
|
Jumlah ulir
|
7
|
6
|
Ulir efektif
|
5.5
|
7
|
Konstanta pegas
|
43.6 kg
|
Karet pegas dukung / Rubber journal spring :
Diameter :180 mm
Tinggisaat bebas : 66 mm
Konstanta pegas : 483 g/mm
b. Pegas sekunder/ pegas ulir ayun/ bolster spring
Sumber.Pribadi
Merupakan sistem pemegasan antara badan kereta dengan rangka bogie. Pegas ini mempuyai konstanta pegas sebesar 48,5 kg/mm. Pemegasan sekunder berperan penting dalam menentukan kualitas kenyamanan pada kereta penumpang, oleh karena itu pada sistem pemegasan sekunder di lengkapi juga dengan peredam kejut baik pada arah vertikal maupun lateral.
NO
|
NAMA BAGIAN
|
K1/KM
|
K2/K3
|
BP
| |||
AYUN LUAR
|
AYUN DALAM
|
AYUN LUAR
|
AYUN DALAM
|
AYUN LUAR
|
AYUN DALAM
| ||
1
|
Diameter bahan (mm)
|
Ø 35
|
Ø 23
|
Ø 35
|
Ø 23
|
Ø 35
|
Ø 23
|
2
|
Diameter Luar (mm)
|
Ø 261
|
Ø 163
|
Ø 261
|
Ø 163
|
Ø 261
|
Ø 163
|
3
|
Panjang lurus (mm)
|
4542
|
3842
|
3726
|
3297
|
4357
|
3648
|
4
|
Arah ulir
|
Kanan
|
Kiri
|
Kanan
|
Kiri
|
Kanan
|
kiri
|
5
|
Jumlah ulir
|
6,40
|
8,74
|
5,25
|
7,50
|
6,14
|
8,30
|
6
|
Ulir berguna
|
4,90
|
7,24
|
3,75
|
6,00
|
4,64
|
6,80
|
7
|
Konstanta (kg/mm)
|
26,52
|
14,09
|
32,50
|
16,00
|
28,00
|
15,00
|
40,61
|
48,50
|
43,00
|
6. PEREDAMAN
a. PENGERTIAN UMUM
Sumber. Pribadi
Peredam minyak vertikal / oil demper / shock absorber dipasang anara bolster atas landasan pegas bersama dengan pegas bolster berfungsi meredam getaran dari pegas bolster.
Hal ini akan menghasilkan pengendaraan yang lebih nyaman bagi para penumpang, meningkatkan keselamatan kerja dan mengurangi kerusakan rangka bogie.
Peredam ini terbuat dari logam yang sesuai Standar PT. Kereta Api (Persero). Karet sintetis bermutu tinggi untuk penampilan mekanis yang sesuai bagi peredam ini. Sifat-sifat minyak akan dicantumkan lebih terperici kemudian. Permukaan dalam silinder dikikir sedangkan permukaan batang toraknya kasar dan dilapisi chromium.
b. CARA KERJA DAN KEMAMPUAN
Peredam minyak vertikal melayani dua macam penggunaan secara bersamaan yaitu ditekan dan diulur oleh getaran kereta oleh karenya ia mengadakan gaya peredaman dalam duaa tahap, penguluran dan penekanan.
Gaya redaman (F) yang dihasilkan oleh peredam minyk vertikal adalah sebanding dengan kecepatan torak (V) dan dihasilkan sama besar baik pada penguluran maupun penekana. Perbandingan antara gaya redaman dengan kecepatan torak dikenal sebagai konstanta redaman (C) yang menunjukkan kapasitas peredaan:
7.
BANTALAN SAMPING (SIDE BEARER)
BANTALAN SAMPING (SIDE BEARER)
Sumber. Google
Dua buah bantalan saming pada setiap bogie dirancang untuk menyangga 16% dari berat kosong badan kereta. Bantalan terbuat dari karet yang ditekan diletakan di dalam rumah bantalan samping menyebabkan adanya gaya dukungan. Pembagian berat yang seimbang pada banntalan samping dapat mengurangi ayunan bogie, namun pembagian yang tidak seimbang dapat mempercepat keausan pada flns roda-roda.
Oleh karenanya, pengaturan ketinggian bantalan samping, ketebalan bantala karet amat penting untuk mencapai beban yang tepat pada bantalan samping dan hendaknya dilakuka hal-hal sebagai berikut :
Cara mengatur ketinggian karet :
a. Tumpangkan badan kereta diatas Bogie untuk sementara waktu.
b. Ukur ketebalan bantalan karet dimulai dari sisi bukaan rumah bantalan samping memakai gauge yang berukuran 31+ 0.5/-0 mm.
c. Bila ukuran tersebut tersebut kurang dari ukuran gauge, angkatlah badan kereta itu kembali dan sisipkanlah pelapis sejumlah bed ketebalan dengan gauge tersebut, demikian juga sebaliknya.
8. TUAS PENGGERAK REM
Sumber. Pribadi
Sistem pengereman Bogie jenis jepitan memberi gaya pengereman pada tiap roda oleh dua buah blok rem yng disusun pada kedua sisi roda. Blok rem yang terbuat dari besi tuang dipegang oleh sebuah pasak (pin tusuk) pada punggungya. Kelonggaran anatara lengkungan balok rem dan roda diatur kira-kira 8 mm dan automatic slack adjuster pada rangka dasar mengkompensasi keausan blok rem agar jarak kelonggaran dapat dipertahankan.
Seluruh sambungan menggunakan bush dan pen-pen yang dikeraskan yang harus diganti dengan yang baru bila mereka mencapai batas-batasnya.
Tabel 3.3 Batas-batas metal dan pena
URAIAN
|
NOMINAL
|
BATAS
|
Diameter dalam bush
Diameter pen
|
D mm
D mm
|
D + 2 mm
D – 2 mm
|
Selain keaususan biasa seperti tertera di atas, bila nampak keausan yang abnormal bush dan pen harus diganti.
3.7 PROSES PERAWATAN BOGIE TB-398 (K-5)
1. PELEPASAN BOGIE SET DARI BODY KERETA (ANGKAT)
a. Angkat dan Pelepasan
- Kereta masuk ke Los angkat-turun : Persiapkan Lifthing Jack,ikuti petunjuk pengoperasian mesin
- Lepas pen stang rem : buka split pen,lepas pen
- Buka/Lepas Mur pen Koneng : buka split pen,lepas Mur
- Buka/Lepas Sluistik (penahan axle box/Stang perayang): Kendorkan baut –baut pengikat sluistik,lepaskan sluistik
- Angkat bodi kereta ,dorong bogie set keluar (ke jembatan Luncur), ganti dengan bogie cadangan /pengganti/change unit dan apabila bogie set baru belum siap gunakan bogie sementara (Dammi)
- Turunkan kembali bodi kereta
Ø : Lifthink Jack, Palu ,Tang,Tusuk besi/Drift, Kunci Ring/Shock 24.
Sumber. Pribadi
2. PELEPASAN (PEMISAHAN) RODA SET DARI FRAME BOGIE
Sumber. Pribadi
a. Bongkar roda - frame
- Pastikan baut-baut pengikat sluistik sudah terlepas,apabila tidak bisa dilepas/kendorkan (baut-baut pengikat rusak) maka dapat dipotong dengan blender potong
- Angkat frame bogie : Kaitkan rantai Loopcrane (Over Head Crane) ke balk bogie set(dudukan rumah side bearer),angkat dan masukkan ke Los pencucian
- Lepas perangkat pegas dukung : pisahkan bagian-bagian perangkat pegas dukung (topi atas,,ring/ shim,pegas dukung,topi bawah,rubber journal) dari axle box ,untuk perbaikan/rekondisi kirim ke Los Logam / Log sebagai suku cadang bekas)
- Kirim Roda set ke Los Roda (Bubut roda dan Pelumasan)
Ø alat: Crane,Blender potong,Palu
Sumber. Pribadi
3. PENCUCIAN FRAME BOGIE
a. Pencucian Frame bogie
- Angkat frame bogie ,ke kamar pencucian frame bogie ; Kaitkan rantai loopcrane ke balk bogie set,angkat hingga berada di atas bak air soda,biarkan beberapa menit untuk mengurangi air soda yang terbuang,Letakkan di kamar pencucian (di atas jagrak) frame bogie
- Bilas dan bersihkan dengan air bersih bertekanan tinggi: Ikuti petunjuk pengoperasian mesin
- Kirim frame bogie ke Los Perbaikan Frame Bogie: Siapkan bogie Lori, Kaitkan rantai loopcrane ke balk bogie set,angkat frame bogie letakan di bogie lori ,kirim ke Los perbaikan
Ø alat:Crane,mesin semprot air bertekanan tinggi (water pressure cleaner)
Sumber. Pribadi
4. PERBAIKAN FRAME BOGIE
Sumber. Pribadi
a. Pembongkaran / pemisahan frame dan bolster
- Tempatkan frame bogie ke meja kerja
- Lepaskan shockabsorber, kirim ke tempat perawatan dan perbaikan (kirim ke logistic sebagai suku cadang bekas): Buka/lepas split pen dan mur pengikat shockabsorber bagian atas dan bawah
- Kendorkan 4 baut pengikat rumah dudukan pen hanger atas (Hanger Bracket) atau penyangga penggantung.
- Posisikan frame terbalik menggunakan Crane
c. Membongkar Bolster
- Lepaskan/Buka Mur-baut pengikat Wire rope pada bolster bawah
- Lepaskan/Buka Mur-baut pengaman Pen hanger (bolster Bawah)
- Bebaskan tekanan pegas ayun menggunakan press bolster tool
- Lepaskan Pasak / Pen hanger
- Angkat Bolster ke los bolster menggunakan Crane
- Bongkar/Pisahkan bolster atas dan bawah
Alat: Crane,Press bolster tool,Tang,Kunci Ring/Shock 24 dan 19,Kunci Pas/Ring 50/52,Palu,Drift(palu baji).
Sumber. Pribadi
d. Pemerikasaan dan perakitan
- Pegas ayun dikirim ke los Lgam (pemegasan) untuk rekondisi atau tes ulang kelaikan pegas
- Periksa dan bersihkan topi pegas ayun (Bolster Spring Upper set)
- Periksa dan bersihkan ring pegas ayun (Bolster spring liner)
- Bolster atas (Swing bolster) atau Bolster ayun
- Pemeriksaan retakan,korosi atau keropos pada seluruh bidang terutama disekitar dudukan atas pegas dan dudukan shockabsorber
- Perbaikan dengan las listrik dan finishing dengan gerinda
- Pemeriksaan pengantian Pelat gesek (aus): Maksimal (baru) 10 mm Minimal 7 mm
- Pemeriksaan Rubber block (guide rubber) atau karet pemandu
- Pemeriksaan kondisi karet,bila rusak /mati ganti baru
- Atur jarak terluar saat pemasangan 1067-1mm .dengan menyisipkan liner (celah gesek guide rubber dengan bolster bawah 1-2mm)
- Hindarkan dari cairan cat/minyak
- Pemeriksaan Stopper
- Pemeriksaan retakan-retakan pada permukaan karet,bila sudah rusak ganti baru
- Saat pemasangan,Atur jarak kerenggangan stopper dengan side frame 40mm
- Hindarkan dari cat dan minyak
- Bolster bawah (Spring Plank) atau landasan pegas
- Pemeriksaan retakan,korosi atau keropos pada seluruh bidang terutama disekitar dudukan pegas dan dudukan shockabsorber
- Perbaikan dengan las listrik dan finishing dengan gerinda
- Pemeriksaan dudukan pen hanger bawah, penggantian bos pen
- Standar Pen-Bus Hanger keausan maksimal bush 2 mm dan pen 2 mm (limit keausan 4mm)
- Frame bogie atau Rangka bogie
5. Pembongkaran Perangkat Tuas Penggerak Rem (Brake gear) atau Brake Rigging
1. Perangkat blok rem
a. Rem blok (Brake blok) atau Balok rem
b. Pen tusuk (Brake block key) atau Pasak balok rem
c. Sepatu rem blok (Brake block head) atau Kepala sepatu
d. Mainan stel rem blok (Brake block adjuster device) atau Pengatur balok rem
e. Gantungan sepatu (Brake block hanger) atau Penggantung blok rem
f. Triangle (Brake beam) atau Lengan rem
g. Stang drat (Brake pull rod) atau Batang tarik rem
a) Melepas sepatu rem blok
- Lepas pen tusuk
- Lepas rem blok
- Lepas semua split pen/cotter (ikatan pengaman/pengunci) pada triangle dan pen gatungan sepatu
- Buka baut/pen pengikat mainan stel rem blok dengan sepatu rem dan gantungan sepatu
- Lepas sepatu rem blok,gantungan sepatu dan mainan stel rem
- Periksa / perbaiki pen-pen dan bush jika perlu ganti baru
Catatan :Standar Keausan pen bus brake rigging
maksimal bush 1mm dan pen 1mm (limit keausan 2mm)
b) Melepas triangle
- Lepas / kendorkan mur stang drat
- Lepas semua split pen/cotter (ikatan pengaman/pengunci) dan pen pada stang drat/tuas rem,keluarkan stang drat dari lubang triangel
- Keluarkan triangle
Periksa / perbaiki pen,jika perlu gantu baru atau rekondisi
2. Tuas-tuas
a. Tuas tegak sedang (Brake lever 1 type1) atau Tuas rem 1 tipe1
b. Bulan-bulan (connecting link) atau Tuas penghubung
c. Anting-anting(Brake lever hanger) atau Penggantung tuas rem
d. Tuas tegak panjang (Brake lever 1 type2) atau Tuas rem 1 tipe2
e. Stang kurung/stang perahu (Brake rod) Batang rem
f. Tuas tegak pendek (Brake lever 2) atau Tuas rem 2
a) Melepas tuas-tuas
- Buka split pen pengaman
- Lepas pen-pen dan tuas-tuas
- Periksa / perbaiki pen-pen dan bush jika perlu ganti baru
Catatan :Keausan maksimal bush 1mm dan pen 1mm (limit keausan 2mm)
b) Pemeriksaan retakan-retakan terutama di sekitar rangka tengah (center beam) dan dudukan-dudukan pada rangka antara lain:
- Dudukan pegas dukung
- Dudukan Plat gesek
- Dudukan Tuas-tuas rem (anting-anting,stull)
Perbaikan dengan las listrik dan finishing dengan gerinda
c) Pemeriksaan khusus apabila ada kecurigaan atau bogie mengalami malapetaka (PLH)
- Pengukuran Kerataan (Deformasi)
- Diukur pada 3 tempat (T1,T2,T3) Perbedaan atau selisih maksimal 2mm
- Pengukuran Kesikuan (Squaring)
- Diukur pada 4 posisi (A,B,C,D)
Catatan : untruk perbaikan berat kirim ke los logam atas rekomendasi Tim QC
d) Perakitan Frame
- Setelah Bolster diperbaiki dan disetting pegasnya rakitkan kembali ke frame yang sudah diperbaiki
- Langkah perakitan bisa dilakukan kebalikan dari proses pembongkaran
Catatan ; Pada saat pemasangan antara Ring-Pen-Split Cotter /Split Pen tidak boleh kencang / press / seret ,harus ada kelonggaran / celah
Jika perlu oles pen dengan sedikit pelumas / grease / gemuk
Sumber. Pribadi
e) Pemasangan lainnya
- Pasang Shockabsorber
- Pasang Wearplate pedesthal
- Pasang perangkat side bearer / Penyangga samping
- Pasang baut sluistik
- Pasang Center plate / pivot
- Pasang rem blok (brake block)
f) Pindahkan ke Los pengecatan
5. PENGECATAN FRAME BOGIE
Cat frame bogie dengan warna Black Chasis
a) Pengecatan sesuai petunjuk dari produk Pabrik
b) Perhatikan perbandingan cat dan pengencer
c) Hindari komponen karet pada frame
d) Perhatikan arah angin ( jangan berlawanan )
e) Kirim ke Los Perkitan Frame bogie dengan Roda set
6. PERAKITAN BOGIE SET ( FRAME BOGIE KE RODA SET )
a. Pemasangan dan perbaikan lainnya
1. Perbaikan dudukan baut sluistik
o Jika menggunakan baut tanam M 16,tapping ulang pastikan ulir masih bagus (tidak kendor)
o Jika menggunakan baut pengunci ,tambal dengan las listrik lubang baut yang longgar hingga pastikan dudukan baut tidak longgar
alat :mesin las listrik palu titik,tapping M16
Sumber. Pribadi
1. Pemasangan Wearplate Pedesthal
a) Pasang wearplate dengan 4 baut pengikat
b) Jarak antar wearplate pada satu kaki tumpuan frame yaitu
- Baru 255 + ( 0,3 - 0,9 mm )
- Celah terhadap axle box 0,6 - 1,4 mm
- Tebal wearplate 12,5 - 11,0 mm
Jika melebihi batas tersebut ,sisipkan linner ganjal pada wearplate.
alat :kunci ring/shock 24,mistar sorong
2. Pemasangan Perangkat side bearer ( Penyangga samping )
a) Pasang perangkat side bearer
- Rumah /bingkai, wear plate ass’ly , karet + ganjal
- Ketentuan tinggi 61,5 mm (55,5 + 6)
- Saat menerima beban 51 + 0,5 mm MI hal 418-419)
Sumber. Pribadi
b) Ganti baut pengikat yang rusak
- Potong degan blender potong
alat : Kunci inggris,kunci pas / ring 34 ,Blender potong
- Pemasangan shockabsorber
Sumber. Pribadi
- Pemasangan rem blok / balok rem / brake block
a) Pastikan pemasangan remblok dengan benar
- Sisi tebal di bagian luar,sisi lebih tipis di bagian dalam
- Pen tusuk/pasak balok rem/brake block key harus mengunci dengan benar
b) Samakan jenis bahan rem bloknya
- Komposit - T362
- Cor
Sumber. Pribadi
- Pemasangan senter plate / center pivot liner / pelapis plat senter
a) Berikan sedikit pelumas grease /graphite
b) Ketebalan ( MI hal 416 )
- Baru 10mm
- Limit 6mm
- Pemasangan perangkat pegas primer ke rroda set
a) Setelah roda set siap, pasang perangkat pegas primer sesuai standar.
- Roda Baru (ø 774 mm)
- Roda limit BYTG( ø > 710 mm ) menyesuaikan dengan P1 yang lebih tinggi dan atau penambahan ring.
Sumber. Pribadi
- Pemasangan Roda set ke frame bogie
a) Setelah frame bogie dirakit ke roda set,yang perlu diperhatikan adalah celah antara plat skin pada axle box dengan wearplate (pedesthal) maksimal 1,4mm
Kirim Bogie set ke Los Press Bogie( Load test ).
Sumber. Pribadi
7. PERBAIKAN AKHIR
Lakukan pemeriksaan dan perbaikan yang diperlukan untuk menunjang kualitas bogie seperti ; pemeriksaan kedudukan sepatu rem blok,salang rem ,triangle dan lainnya.
8. PERAKITAN BOGIE SET KE BODI KERETA (TURUN)
Sumber. Pribadi
1. Angkat bodi kereta
a) Kereta masuk ke Los angkat-turun : Persiapkan Lifthing Jack,ikuti petunjuk pengoperasian mesin
b) Angkat bodi kereta lepas dan keluarkan bogie cadangan kemudian bogie set masuk
- Turunkan kembali bodi kereta
- Pasangkan bodi kereta ke bogie set
9. SETEL TINGGI BOFFER
Sumber. Pribadi
1. Pengukuran dan Penyetelan Akhir Bogie dan Boffer
a) Sesuai dengan petunjuk pemeliharaan,untuk setelan tinggi boffer antara lain:
- Penyesuaian tingginya bantalan karet
- Badan kereta untuk sementara terpasang pada bogie
ketika pengukuran kurang dari mall gauge, naikan badan kereta itu lagi dan memasukkan/menyisipkan ganjal sesuai dengan jumlah penyimpangan dari mall gauge.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari urain di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. UPT. Balai Yasa Tegal merupakan unit perawatan sarana kereta dan gerbong dari PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO) yang berlokasi di Jalan Semeru No. 5 Kota Tegal, yang dipimpin oleh General Manager dan dibawah Direksi ke 4 yaitu Direktur Sarana (Director of Rolling Stock).
2. Perawatan sangat diperlukan agar seuatu yang dipelihara (sarana) dapat diandalkan, aman dipakai, serta dapat mencapai usia pakai (life time) yang diinginkan, yang telah di perhitungkan pabrik pembuatnya. Sarana kereta yang handal serta aman adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam mendukung operasi kereta api selama beroprasi di lintas.
3. Bogie TB 398 merupakan salah satu dari beberapa jenis bogie yang telah dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia (PESERO), dan Bogie TB 398 ini merupakan pengembangan dari bogie NT 11 (Bogie K5) dan Bogie NT 60 (K8).
4. Balaiyasa tegal melakukan perawatan bogie tiap P12 (12 bulan), P24 (24 bulan), dan P48 (48 bulan). P12 yaitu perawatan overhaul bogie kereta, P24 perawatan overhaul bogie dan body kereta, P48 perawatan overhaul bogie dan body kereta secara keseluruhan total atau perawatan berat.
4.2 Saran
Dari yang telah diuraikan di atas, saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Pembenahan pada sistem manajemen tiap bagian menjadi lebih komplek sehingga pekerjaan tiap bagian dapat terorganisasi lebih tepat.
2. Koneksi tiap manajemen lebih diperbaik agar tidak terjadi kesalahpahaman pada pekerjaan, karena ada saling keterkaitan antar manajemen.
3. Lebih ditingkatkan dalam perawatan alat kerja agar tidak terjadi resiko kecelakaan kerja yang fatal dan menyebabkan kerugian serta kerusakan di dalamnya.
4. Pelatihan pada setiap pegawai mengenai perawatan kereta harus di tingkatkan agar pemahaman pekerja tentang maintenance kereta lebih baik.
5. Saat melakukan perawatan harus mengacu pada Maintenance Intruction (MI)/ SOP agar pekerja bisa lebih baik dalam merawat.
6. Catatlah apa yang kamu kerjakan dan kerjakan apa yang kamu catat.
DAFTAR PUSTAKA
KeretaApi, D. (2014). Surat Keputusan tentang Organisasi dan Tata Laksana Direktorat Pengelolaan Sarana D4. Bandung.
Keretaapi, D. (2016). Surat Keputusan tentang Organisasi dan Tata Laksana UPT Balai Yasa Tegal. Bandung.
KeretaApi, D. (2016). Surat Keputusan tentang Matainance Intruction bogie dan gerbong. Bandung.
Anonim. 2013. Pegas (http://blog.ub.ac.id) diakses pada 06 September 2019
Seizo Kaisha, Nippon Sharyo, 1982. Maintenance instruction manual of third
class coach and kitchen type CFU for indonesian state railways.
zulyanto, Andar Kusuma, 2012. Analisa kekuatan konstruksi bogie NT (11)
K5 pada gerbong kereta api (http://www.scribd.com) diakses pada 07 September 2019.
Nice
ReplyDeleteGuud
ReplyDelete